Semasa kecil saya tak pernah terbiasa menggunakan weker untuk alat yang dapat membangunkan saya dari tidur. Semasa kecil hingga SMP, yang membangunkan adalah Ibu (saya biasa memanggilnya emak) atau jika bukan maka saya bangun dari tidur secara mandiri. Tidak terlalu pagi memang. Dan saya juga tak pernah bangga dengan itu. :| Semasa duduk di bangku SMA, yang mana saya tinggal di pesantren, pun tak ada weker. Kami akan bangun setelah mendengar gedoran pintu kamar dari petugas piket beriringan dengan suara ‘Qumuu, akhi!