Would You Be My Partner?
Pernahkah anda bekerjasama dengan seorang partner yang hampir selalu kontra dengan anda pribadi? Pernahkah anda bekerjasama dengan seorang partner yang selalu tidak setuju dengan pendapat anda? Bisa jadi iya, bisa jadi juga tidak. Hehe…
Dalam beberapa program pengembangan soft skill mahasiswa, diantaranya PKM, ada satu kriteria penting yang menjadi syarat sehingga jika satu syarat ini tidak dipenuhi maka anda bisa dipastikan akan gagal mendapatkan sesuatu dari program pengembangan tersebut. Apa yang begitu penting sehingga walaupun karya yang anda buat sangat luar biasa bagus sekali akan gagal dengan kekurangan hal itu? Satu jawaban yang sangat pendek “Kerjasama Team”.
Alkisah, seorang mahasiswa berprestasi di kampusnya mengikuti sebuah program kreativitas di tingkat Kopertis. Dengan kemampuan IQ-nya, si mahasiswa membuat sebuah karya yang, katakanlah, luar biasa inovatif dan sangat masuk akal sekali. Sehingga, kalau saja dinilai mungkin akan mendapatkan nilai 10. Hemmmmm… luar biasa bukan? Setelah tiba di Kopertis, ternyata si mahasiswa ini tidak jadi memenangkan program tersebut. Hayah…??? Anda tahu mengapa? Ya, hanya gara2 si mahasiswa ini menyusun laporan tersebut tidak bersama beberapa temannya. Yang artinya, ia mengerjakan karya tersebut secara personal. Hmmm…
Ya, itu tadi kisah yang saya dengar secara sekilas. Bisa jadi benar, bisa jadi tidak. Tetapi, saya tidak mementingkan apakah cerita itu benar atau tidak. Saya akan mengatakan bahwa bekerjasama dalam team atau bekerja bersama partner adalah sesuatu yang saat ini sangat diperlukan dalam dunia apapun. Dalam setiap lowongan yang saya lihat di papan pengumuman di kampus saya, saya melihat hampir semua syarat yang harus dipenuhi oleh si calon pelamar adalah “Bisa bekerjasama dalam team”. Sedangkan syarat2 lainnya, ya begitu2 saja. Tamat S1/sedang menempuh tugas akhir, IPK minimal 2,75 dan lain sebagainya.
Bekerjasama dalam team memang bukan hal yang mudah dilakukan. Terbukti, saya pribadi pun masih pontang-panting untuk diajak bekerjasama dalam team. Saya merasakan sendiri, bagaimana menjadi anggota dari sebuah team bukanlah sesuatu yang mudah. Ya, memang kalau hanya sebagai anggota team itu sesuatu yang gampang, hal tersulit adalah bagaimana menjadi bagian dari sebuah team. Menjaid bagian team itu memang sulit dengan berbagai sebab yang hampir kesemuanya memang di luar kendali kita. Salah satu faktor kesulitannya adalah bahwa masing2 orang dalam team adalah orang2 yang sangat berbeda. Artinya, setiap orang dalam team memiliki karateristik sendiri2 dan memiliki keinginan yang berbeda.
Lebih sulit lagi, jika anda harus dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa anda harus menjadi pengelola sebuah team, atau bisa dikatakan anda harus menjadi leader dari team tersebut. Dalam sebuah pepatah dikatakan “Getting Good Players is Easy. But, Getting Them to Play Together is a Hard Way”. Saya menyadari itu dan merasakan sendiri. Itulah mengapa, ketika ada pemilihan ketua atau leader dari sebuah team, maka selalu ada pihak2 yang bilang ‘Anda saja! Anda saja!”. Semakin pinter orang2 dalam sebuah team, maka akan semakin sulit mengelola team tersebut. Apalagi, jika partner2 dalam team anda adalah orang2 yang kontra dengan anda. Hahaha… saya sedang kesulitan.