Jake adalah seorang staff di sebuah perusahaan berskla besar. Dia telah menjadi staff lebih dari 3 tahun dan pekerjaan yang dibebankan padanya selalu dapat diselesaikan dengan baik. Namun, akhir-akhir ini ia merasa dirinya seperti seorang staff yang tidak dibutuhkan oleh atasannya. Menurutnya, atasannya sebenarnya tidak peduli pada hadir atau tidaknya seorang Jake. Suatu ketika Jake dengan sengaja tidak menghadiri sebuah rapat. Setelah rapat usai, dia bertanya kepada Allister, sahabatnya, dan diberitahu bahwa atasannya tidak menanyakan perihal ketidakhadirannya. Semakin yakinlah Jake bahwa dia adalah salah satu orang tidak penting di perusahaan itu.

Karena penasaran, Allister sebagai sahabat tidak diam. Allister bertanya apa yang membuat seorang karyawan baik seperti Jake melakukan tindakan di luar kebiasaannya. Setelah bersusah payah menahan luapan emosi, Jake akhirnya menceritakan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini kepada Allister. Ia menjelaskan bahwa sudah beberapa minggu ini ia merasa menjadi orang yang tidak penting di perusahaan tempat mereka bekerja. Jake menambahkan fakta-fakta yang menurutnya mendukung akan hipotesa yang dibuatnya itu. Sebagai sahabat, Allister menyampaikan beberapa hal untuk membuat sahabatnya ini tenang. Dan yang disampaikan Allister kepada Jake adalah:

Seorang teman di perusahaan A mempunyai sebuah komputer yang telah lama dipakainya. Komputer lama tersebut masih berjalan dengan sempurna kecuali tombol keyboard yang kekurangan sebuah huruf ‘a’. Si pemilik komputer ini tidak terlalu menghiraukan ‘a’ yang hilang tersebut karena masih dapat digantikan dengan huruf ‘n’. Bahkan dia terbiasa dengan hal itu. Ia menganggap apalah arti sebuah huruf ‘a’ jika ia masih dapat menggantinya dengan huruf lain?! Beberapa lama dia menghibur dirinya dengan kalimat tersebut hingga akhirnya ia sadar bahwa susunan huruf-huruf di keyboard memiliki fungsi dan peran masing-masing.

Ia sadar bahwa walaupun huruf ‘a’ yang hilang masih dapat digantikan dengan huruf lain, ‘n’ misalnya, dia tetap saja kehilangan huruf ‘a’. Dan hal itu akan menjadi masalah besar tatkala orang lain akan mencoba menggunakan komputer yang dimilikinya. Dia juga tidak akan mungkin dapat menyampaikan makalah atau hasil laporan dengan susunan kalimat yang aneh karena kehilangan sebuah huruf. Dia bahkan bisa saja dipecat dari tempat dia bekerja karena sebuah huruf. Dia pun menyadari bahwa setiap huruf di keyboard komputer yang dimilikinya adalah penting karena huruf tersebut didesain untuk mengisi peran yang diberikan padanya dalam dunia komputer. Jika kehilangan sebuah huruf memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupannya, karirnya, ia tidak berani membayangkan jika ia kehilangan 5 atau 7 huruf sekaligus. Dengan yakin ia menduga bahwa dunianya akan semakin berantakan.

Allister menambahkan bahwa apapun posisi seseorang dan di manapun dia berada adalah sama pentingnya dengan orang yang lainnya. Jika Jake harus membolos dari rapat-rapat penting yang seharusnya dihadirinya, bukan tidak mungkin perusahaan tempat dia bekerja akan memburuk. Jika Jake terus-terusan merasa tidak penting dan menjadi malas, bukan tidak mungkin perusahaannya akan menjadi perusahaan yang menurun kualitasnya. Dan jika ada 10 orang yang merasa seperti Jake di perusahannya, maka bukan tidak mungkin juga prestasi yang telah dibangun perusahaan selama ini akan terpuruk. Itu semua hanya dikarenakan perasaan tidak penting yang dimilikinya. Jake sadar, seperti staff lainnya, ia memiliki peran yang harus dimainkannya yang tidak dapat digantikan oleh orang lain. Ia memiliki kualitas pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh staff lain.

Setiap orang, siapapun dan apapun peran yang diberikan padanya pada hakikat dan kenyataannya adalah penting. Setiap orang memiliki perannya sendiri dan tidak akan dapat digantikan dengan orang lain. Dan jika seseorang ingin menjadi orang yang berprestasi dan menjadi sangat penting di manapun dia berasa, dia akan dengan sekuat tenaga membuat dirinya menjadi sangat penting dan tidak tergantikan oleh siapapun. Ia akan menunjukkan pada semua orang betapa penting posisi yang dimilikinya dan tidak ada seorang pun yang bisa menganggapnya tidak penting. Jika seseorang telah mengukuhkan dirinya sebagai orang yang sangat penting dengan menunjukkan kualitas terbaik yang dimilikinya, siapa yang berani menganggapnya tidak penting hanyalah orang bodoh. Semoga bermanfaat, dan mari berbagi karena setiap orang adalah penting.

Cerita di atas dikumpulkan dari ingatan yang nyaris hilang dari ‘buku yang hilang’, Unknown Author - Hikmah dari Seberang.