Nama LG di dunia Android bukan sesuatu yang baru bagi saya. Ketika pertama kali melihat wajah keluarga Optimus, saya akui suka.

Memang bukan desain body atau cara LG memberikan upgrade firmware untuk pemilik device jadul. Tapi, saya suka bagaimana cara LG memberikan pengalaman kepada penggunanya. Saya bahkan menjadikan tema yang digunakan LG di keluarga Optimus untuk Nexus S yang saya oprek.

Setelah mencicipi Optimus L9 selama beberapa hari, saya dapat merasakan bahwa LG telah belajar banyak selama beberapa tahun terakhir soal Android. Ini bukan sekedar tampilan yang menarik atau tawaran layar gede atau processor dual-core. Tapi lebih daripada itu, sesuatu yang lebih penting, yaitu pengalaman pengguna alias user experience.

Desain Dari sisi desain memang tidak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya, L7. Ketebalan yang cuma 9.1 mm menjadikan L9 nampak begitu ramping. Saya harus katakan bahwa L9 ini cukup ringan meskipun ukurannya terbilang besar. Selain ringan, memegangnya juga tergolong nyaman meskipun tangan saya relatif kecil. Dugaan lama saya bahwa menggenggam gadget berukuran besar akan menyulitkan seakan terbantahkan. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh bodi belakang yang bertekstur dan penempatan power button serta volume yang pas dengan jari-jari.

Dengan harganya yang cukup murah, sisi luar gadget ini sama sekali tak menggambarkan hal itu. Meskipun saya harus akui bahwa desain L series memang relatif ‘kaku,’ namun hal ini membuatnya tampil elegan.

Display Belakangan saya mendengar bahwa LG unggul di kelas display. Dan apa yang saya dengar terbuktikan dengan layar IPS yang ada di L9 ini. Dengan resolusi 540x960 qHD, layar ini tampak sangat jernih dan memuaskan. Sejujurnya, ketika pertama kali melihat gadget segede ini yang membuat saya mau melanjutkan mencoba adalah kualitas layarnya. :D

Sebenarnya menggunakan mode brightness 100% memang menggiurkan. Namun, setelah saya coba naik dan turunkan akhirnya saya cukup puas di antara 40% hingga 50%. Dengan angka ini saja kualitas layar sangat jernih. Toh, selain lebih cepat menghabiskan baterai, brightness 100% juga tak perlu.

Baterai Dalam dunia smartphone dengan sifatnya yang selalu terhubung dengan internet dan pemakaian segala jenis kegiatan, baterai adalah salah satu komponen penting yang harus diperhatikan. Dengan penggunaan yang luar biasa, memiliki baterai besar adalah sesuatu yang diinginkan banyak orang. Dan itulah yang dipenuhi oleh LG.

Baterai yang dibenamkan ke dalam bodi L9 ini memiliki kapasitas sebesar 2150 mAh. Dengan ukuran sebesar ini, memainkannya sehari penuh adalah godaan tersendiri. Sayangnya, saya belum sempat mencoba dengan benar penggunaan baterai ini menggunakan paket data 3G. [update] Dalam penggunaan standar seperti membaca email, browsing, tweeting, dll dengan fasilitas Wifi, saya hanya charge L9 ini 2 hari sekali.

Performa Meskipun L9 hanya dibekali dengan processor dual core TI-OMAP 4430 dengan clock sebesar 1GHz, saya merasakan performa yang cukup baik. Berdasarkan tes memanfaatkan alat seperti AnTutu, PassMark, Linpack dan lain sebagainya hasilnya seperti yang diharapkan, yaitu mid-level gadget. Namun, dalam tes manual seperti membuka web berat via Chrome dan menjalankan Google Earth saya merasakan cukup smooth dan tak ada lag.

Perpindahan dari aplikasi satu ke aplikasi lain juga tak pernah ada rasa lambat. Tidak pernah pula saya menemukan lag ketika berpindah dari sebuah aplikasi ke Home atau sebaliknya. Selain itu, perpindahan halaman dalam daftar aplikasi maupun halaman home juga sangat lancer dan smooth. Lag hanya saya dapati beberapa kali –selama 5 hari pemakaian—ketika hendak kembali dari halaman Apps ke Home saja. Saya yakin ini pengaruh launcher LG UI 3.0 yang memang kurang oke. Mengganti dengan launcher lain adalah solusi.

Bagaimana dengan boot-up? Proses booting L9 saya bisa kategorikan cepat karena bisa sukses berada di kisaran 22 detik saja.

Software Out of the box, Optimus L9 berjalan di atas Android 4.0.4 Ice Cream Sandwich. Agak mengecewakan memang karena toh JellyBean telah hadir di publik. Namun, kualitas ICS yang ada di L9 ini sendiri saya nilai bagus. Interface khas Optimus yang ada pun tak menjadikan penggunaan mengalami masalah. Semuanya berjalan dengan baik dan lancar.

Di sisi software inilah pengalaman pengguna menjadi amat penting. Dan berikut ini adalah aplikasi yang menjadikan penggunaan gadget ini menarik dan menggoda.

Tema. Diakui atau tidak sebagian besar pengguna Android merasa tak puas dengan tema default dan menggantinya dengan yang lain. Sepertinya LG bercermin dari hal ini dan kemudian membekali L9 dengan 3 tema lain selain Optimus. Mau berganti tema? Gampang.

Quick Translator. Ketika mendengar fitur Google Translate di Android untuk menerjemahkan tulisan via kamera, saya sungguh bahagia. Sayang, bahasa yang didukung masih sangat terbatas. Dalam Optimus L9 ini LG mengungguli Google dengan menghadirkan Quick Translator. Nggak ngerti bahasa China? Cukup arahkan aplikasi berkamera ini ke tulisan dan.. tada.. Problem solved. It works great. Dan.. aplikasi ini dapat digunakan baik online maupun offline.

Quick Translator dapat digunakan secara offline dengan download database yang ada di Play Store.

MyKeypad. Ada banyak jenis keypad di Android yang dapat dicoba. Namun, keypad buatan LG ini cukup memuaskan. Baik posisi portrait maupun landscape, typo sungguhlah dapat diminimalisir secara signifikan dengan model yang menghadirkan pad berukuran lebar. Apalagi, mode keypad yang bisa diubah sesuai kebutuhan seperti memecah keypad menjadi dua bagian dalam mode landscape untuk mengetik lebih asyik. :D

QuickMemo. Saya suka aplikasi ini. Saya bisa corat-coret di layar dan kemudian mengirimkan hasil coretan tersebut ke siapapun dengan mudah. Ambil contoh saya ingin menunjukkan cara membetulkan sesuatu di Android. Yang saya lakukan adalah membuka aplikasi tersebut, saya coret keterangan-keterangan yang diperlukan dan kirim. Ini jelas lebih mudah daripada harus mengetik. :D

RemoteCall Service. Saya memang belum mencoba aplikasi ini karena belum pernah service. Namun, jika aplikasi ini difungsikan dengan baik maka akan memudahkan pengguna dan service center dalam menerima maupun memberikan support. Buat apa datang ke support center kalau bisa dilakukan via remote? :D

Kamera Dalam aplikasi kamera yang mereka masukkan ke Optimus L9 ini LG mencoba untuk menghadirkan sesuatu yang lucu. Dengan kamera ini pengguna tidak harus menyentuh apapun untuk menangkap gambar. Karena kita bisa melakukannya cukup dengan bilang ‘Cheese,’ ‘Smile,’ ‘Kimchi,’ atau ‘LG.’ Gampang kan? Yup.

Namun, saya harus mengakui bahwa kualitas aplikasi kamera ini tak cukup bagus. Autofocus yang tak berjalan dengan mulus dan juga kualitas gambar yang tak sebagus Nexus S milik saya yang sama-sama 5MP. Berikut adalah hasil jepretan (images resized):

Contoh video dapat dilihat di sini: https://plus.google.com/photos/106245402742387892457/albums/5815710201653962049/5815710200419874834.

Kesimpulan Dengan banderol harga yang ada di pasar, saya harus katakan LG Optimus L9 cukup memuaskan. Desain yang elegan dan kemampuannya yang bagus membuat device ini sangat pas untuk dipakai sehari-hari. Terlebih dengan adanya aplikasi-aplikasi yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.

Ini memang bukan gadget kelas atas yang dapat digunakan untuk bermain game sepuasnya. Bukan juga untuk pengguna Android seperti saya yang sehari-harinya bermain dengan superuser. Tapi bagi Anda yang baru di dunia Android atau butuh pengganti gadget lama, Optimus L9 mampu memenuhi kebutuhan dengan sangat baik.

Semoga bermanfaat dan nanti saya bisa memberikan review Nexus 4, yang juga datang dari pabriknya LG. :D