Akhir-akhir ini saya sedang dekat dengan seseorang. Seorang yang sangat luar biasa sekali, sangat tangguh untuk seorang cewek, mengingat dia begitu imut…

dia juga seorang yang sangat mandiri dengan tanpa pernah bersandar apalagi tergantung dengan siapapun. Seorang wanita yang menjadi isnpirasi saya, seorang wanita yang begitu mengagumkan sesungguhnya. Dia juga merupakan seorang yang sangat dipercaya oleh teman-temannya dalam segalanya. Dan, selain smart dan dia juga cantik… luar maupun dalamnya…

Kedekatan saya, pada awalnya adalah ketertarikan saya pada tanggal dan bulan kelahiran kami yang sama sekali tidak berbeda, alias sama. Dia dan saya lahir pada tanggal dan bulan yang sama. Ya, mungkin saya memang orang yang agak kuper, sehingga hal seperti itu bagi saya adalah sesuatu yang langka. Hingga akhirnya membawa kami untuk saling berbagi, mengisi satu sama lain. Bercerita tentang hal-hal yang kami alami, dan masa lalu untuk saling mengambil hikmah. Oiya, dia juga seorang yang begitu wise hingga saya merasa sangat rendah kadang-kadang kala saya bersamanya. Hingga saat ini bagi saya dia adalah seorang yang saya percaya untuk menyimpan rahasia yang bahkan keluarga saya tidak mengetahuinya. Sebagai mahasiswa kadang kami juga memasukkan pembicaraan menyangkut perkuliahan dalam pembicaraan kami. Hehehe..

dengan begitu kami sering sekali berbagi satu sama lain. Sebenarnya kami tidak berbagi apa-apa, bukan berbagi makanan dan apapun, karena memang sepertinya itu adalah hal yang tidak memungkinkan bagi saya, melainkan berbagi ilmu satu sama lain dengan mengambil hikmah dalam kejadian-kejadian yang kami ceritakan.

Suatu kali saya pernah menulis sesuatu tentangnya dalam sebuah file bertipe .doc yang ternyata dia juga tertarik untuk membalas tulisan saya dalam file yang sama. Hingga sampai akhirnya selain bercerita dengan tatap muka, kami juga bercerita dalam bentuk surat berwujud file. Dari sanalah kami mencoba saling memahami mengingat semakin dekat seseorang biasanya masing-masing merasa bebas untuk apa saja. Namun, bagi saya seharusnya semakin dekat seseorang seharusnya semakin mengerti dan memahami apa yang disukai dan tidak dia sukai. Ngomong-ngomong soal yang disukai dan tidak, saya pernah mengajukan pertanyaan apa yang tidak disukai dari saya dan hasilnya saya berhasil meyakinkan dia bahwa saya bisa merubah sikap buruk (versi dia) saya.

Beberapa hari yang lalu, seperti biasa setelah saya menuliskan ‘surat’ saya dia membalas apa yang saya tanyakan dan menambahkan beberapa pernyataan dan pertanyaan. Isi ‘surat’ ini seperti biasa, dan saya membacanya dengan seksama seperti ‘surat-surat’ yang lainnya, hingga saya terkejut dan sedikit tertohok hati saya ketika saya membaca ‘sekedar pesen aja, jangan paksa aku yach…’ . Saya benar-benar kaget dan perasaan sata mengalami sensasi yang amat menakutkan. Kata-kata itu begitu menekan hati saya dan seketika itu saya beristighfar menyebut nama Allah.

Ya Allah, ya Rabb… Ampunilah aku… Kata-kata itu begitu tertanam dalam hati dan perasanku seolah tidak mau hilang. Seolah terukir sangat besar sekali dalam otakku dan tidak akan terhapuskan sampai kapanpun. Dan anehnya lagi, saya merasa ketakutan yang amat hingga saya tidak bisa tidur karena bayangan kata-kata tersebut. Bayangan kata-kata itu bahkan tidak hilang hingga beberapa hari. Saya sempat merasa linglung dan tidak bernafsu untuk melakukan apapun padahal saat itu saya sedang sibuk untuk mengurus beberapa amanat yang diberikan kepada saya baru-baru ini. Saya menjadi teringat dengan kejadian-kejadian terdahulu dan bertanya-tanya, apakah aku pernah membuat teman-teman saya terpaksa? Apakah mereka akan memaafkanku dengan perbuatanku? Apakah mereka pernah merasa terpaksa dengan apa yang aku minta?

Ya Allah… Ya Rabb… Ampunilah aku kalau aku pernah membuat teman-teman dan sahabat-sahabatku merasa terpaksa… Ampunilah aku, jikalau aku pernah, baik sengaja ataupun tanpa sengaja, memaksa mereka untuk melakukan apa yang tidak mereka sukai… Ampunilah aku, jika aku pernah membuat mereka sakit hati dengan perbuatanku… Ya Rabb… Ampunilah aku…

Kepada teman-temanku, sahabat-sahabatku… Maafkan aku, jika aku pernah membuat kalian merasa terpaksa… Maafkan aku, jikalau kalian pernah merasa terpaksa untuk melakukan apa yang aku minta… aku hanya hamba Tuhan yang lemah, mengingta aku hanya seorang pengemis, peminjam dan peminta-minta… Sobat, maafkan aku jika aku pernah membuat kalian sakit hati… mengingat aku hanya manusia yang lebih sering lupa… Maafkan aku, sobat…