Belajar dari Anak-anak
“Belajar dari apa saja, siapa saja dan dimana saja.” Ini adalah kalimat yang terus saya ingat. Kalimat yang saya susun untuk memberikan pelajaran kepada diri ini, bahwa seorang ahmadSAIFULmuhajir adalah seorang yang bodoh. Semakin saya berumur – karena saya tidak mau disebut ‘tua’ – saya semakin merasa bahwa diri ini semakin bodoh. Seorang kakak – begitu saya biasa memanggilnya – pernah memarahi saya karena saya bilang bahwa diri ini masih bodoh. Tapi saya kekeuh dengan apa yang saya pegang.
Minggu lalu, saya diminta seorang kawan yang juga sahabat serta guru hebat buat saya untuk menjadi fasilitator pada kegiatan outbound anak-anak taman kanak-kanak. Dalam minggu kemarin, saya kebetulan dua kali didaulat untuk menjadi fasilitator – tentu saja bersama tim. Kegiatan pertama berlangsung hari Rabu (25/3/09) lalu di sebuah tempat rekreasi di kawasan Ungaran – Semarang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh pihak Taman Kanak-kanak Tadika Puri yang juga terdapat Play Group. Dan jujur saja, saya tidak tahu TK dan Play Group seperti apakah itu dan dimana tempatnya. :D yang saya tahu adalah saya harus menjadi fasilitator yang baik untuk mereka. Kemudian, hari Sabtu (28/3/09) saya menjadi fasilitator, masih bersama tim, di Nglimut – Kendal dengan anak-anak dari Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari.
Selama berkegiatan, saya merasakan sensasi yang luar biasa. Bagaimana tidak, sebelumnya saya hanya menjadi fasilitator pada kegiatan mahasiswa, sehingga menjadi fasilitator bagi anak-anak seumur TK adalah sesuatu yang sama sekali baru. Dalam kedua kegiatan tersebut, secara umum saya merasakan bahwa bersama anak-anak adalah sesuatu yang sangat fantastis. Ada duka, ada sebel, ada tertawa, ada canda, ada-ada saja. Hiks.. saya jadi teringat adik saya di rumah. :’(
Dari kegiatan bersama anak-anak TK inilah saya belajar banyak hal. Maka sekarang, saya belajar dari anak-anak. Beberapa hal yang bisa saya pelajari adalah:
Anak-anak adalah anak-anak. Anda pasti tertawa saat membaca ini. Saya tahu bahwa anda tidak kuasa untuk tidak membenarkan kata-kata ini. Pada Rabu lalu, ketika acara telah berada di puncaknya yaitu anak-anak diberikan kesempatan untuk bermain air, kami fasilitator merasa kewalahan pada saat mengumpulkan mereka kembali untuk closing acara. Hari itu sangat terik sekali, bahkan pada orang tua hanya duduk dan melihat asyiknya anak-anak bermain di kolam karena terik matahari. Para fasilitator berulang-ulang meminta anak-anak untuk beranjak dari kolam, dan berulang kali mereka kembali masuk ke kolam. Kami hanya bisa bilang ‘kids’. :D
Anak-anak adalah penggoda yang luar biasa. Bagi anda yang ingin belajar untuk menggoda, saya sarankan anda untuk belajar dari anak-anak. Saya dan kawan-kawan berulang kali digoda oleh anaka-anak ini. Pada saat di Nglimut, siang hari sebelum closing hujan turun dengan deras. Kami sebagai fasilitator tidak mau membiarkan anak-anak kehujanan karena mereka baru saja berenang di kolam air hangat. Untuk itu kami meminta mereka berteduh. Hmm.. anak-anak ini justru menggoda kami dengan berlarian agar kami mengejar dan menggiring mereka untuk kembali berteduh. Hal ini terjadi berulang kali dan saya hanya bisa tersenyum. Penggoda sejati.
Anak-anak adalah peniru yang ulung. Ini benar. Absolutely. Ini saya dapatkan saat saya menyaksikan acara dari National Geographic Channel. Anak-anak akan melakukan persis seperti apa yang mereka lihat dan dengar. Indera milik anak-anak ternyata memiliki ikatan yang kuat dengan otak. Apa yang mereka lihat dan dengar akan mereka simpan dengan baik dalam otak dan akan mereka gunakan sebagai sebuah ilmu yang bisa dimanfaatkan saat mereka membutuhkannya. Anak-anak tidak hanya belajar dari apa yang dilakukan oleh orang tua, melainkan juga apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi. Jadi, berikan tontonan yang mendidik untuk anak-anak dan adik tercinta anda.
Anak-anak selalu ingin mencoba hal baru. Hmm.. kalau yang satu ini saya yakin bahwa saya juga, dan mungkin anda. Karena tempat outbound hari rabu lalu berada di wilayah yang tidak luas, kami memaksimalkan tempat yang ada. Dalam wilayah yang kurang lebih sekitar 200 meter persegi, kami memainkan spider web, jembatan tali, estafet karet dan flying fox. Sebuah tempat yang minim memang. Pada saat acara kami membentuk beberapa tim, sehingga keempat permainan tersebut kami gunakan secara bergiliran. Flying fox adalah satu-satunya permainan yang belum pernah sekalipun mereka lakukan. Karena satu kelas TK B telah memainkan estafet karet sebelumnya. Pada saat satu tim bermain flying fox, sementara beberapa tim memainkan permainan lainnya, anak-anak di tim yang bermain permainan lain ini sibuk menyaksikan kawan mereka dan kemudian bilang ‘Kak, saya mau main itu, sekarang!’.
Begitulah anak-anak. Banyak hal sebenarnya yang bisa dipelajari dari mereka. Namun, karena kekuatan ingatan saya yang terbatas membuat saya hanya sampai di sini. Yang jelas, banyak hal yang bisa dipelajari dari siapa saja termasuk anak-anak. Sedikit curhat – jujur sekali saya ini – bahwa guru-guru di TK Tadika Puri masih muda dan mereka adalah guru yang baik untuk anak-anak.
Saya akan mengatakan bahwa anak-anak tidak pernah salah. Karena kanak-kanak adalah masa dimana setiap jiwa memiliki waktu untuk belajar lebih banyak daripada masa remaja atau dewasa. Anak-anak adalah luar biasa.