Saya bukan salah satu orang yang bisa dikategorikan sebagai penggemar kopi. Saya bahkan tak bisa membedakan rasa kopi jenis apa atau yang sedang saya sesap ini sebenarnya kopi berasal dari daerah mana. Tapi, saya lebih suka kopi hitam daripada kopi yang –entah apa namanya– bukan hitam itu.

Mungkin karena memang saya bodoh dan tidak cukup berpengetahuan. Atau mungkin juga karena saya tak terlalu peduli dengan nama atau asal selama saya masih bisa menghirup aroma dan menyesap nikmatnya kopi. Tapi, saya harus mengatakan bahwa kopi itu enak. Serius.

Perkenalan antara saya dan kopi terjadi ketika saya masih duduk di usia sekolah dasar. Adalah emak yang biasa membuatkan segelas kopi berukuran cukup besar besar untuk bapak setiap menjelang maghrib. Diam-diam atau terang-terangan saya biasa menyesap kopi hitam yang merupakan hasil tumbukan manual menggunakan lesung itu. Terlalu manis sebenarnya, tapi toh saya menikmatinya juga.

Kebiasaan ngopi ini akhirnya hilang setelah saya duduk di bangku SMA karena saya harus merantau ke sebuah kota nun jauh. Dan sejak saat itu saya tak pernah ngopi. Bahkan ketika pulang kampung karena liburan sekolah. Hilangnya kebiasaan ngopi ini berjalan terus hingga kuliah. Semasa kuliah saya lebih menikmati air putih. :)

Pada akhirnya, menyesap nikmatnya kopi kembali setelah beberapa lama bekerja di Jakarta. Tapi tetap, ngopi bukanlah kebiasaan wajib. Saya akan ngopi ketika ingin atau ketika nongkrong dengan teman-teman.

Meskipun bukan penggemar kopi, ketika mendengar bahwa kopi kemungkinan besar akan musnah pada tahun 2080, sejujurnya saya kaget. Menurut penelitian dari Kew Gardens, sebuah lab yang berwujud taman raksasa di London, Bumi yang semakin hangat ini menyebabkan 99.7% daerah penghasil kopi Arabica tak lagi mampu untuk ditanami. Berbagai skenario telah dilakukan dan hasilnya sama saja. :(

Kopi Arabica adalah jenis kopi dominan di dunia ini. Dan ketika Arabica yang menguasai 70% persebaran kopi tak lagi ada, maka semuanya adalah Robusta. Kopi cuma satu jenis? Duh.

Ada baiknya sekarang kita menyesap dengan penuh penghayatan selagi masih ada. Atau harus kita sesap sebanyak yang kita mampu?

Gambar dari Wikipedia dan Shutterstock.