Besok adalah hari dibukanya Muktamar Muhammadiyah ke 46 hingga tanggal 8 Juli yang mengambil tempat di Yogyakarta. Pemilihan tempat sendiri dilakukan empat tahun sebelumnya, yaitu pada 21 April 2006 lalu setelah rapat Pimpinan Pusat dilaksanakan.

Tempat utama Muktamar berada di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sebuah gedung multifungsi yang dibangun dengan biaya Rp. 30 miliar. Multifungsi karena bisa digunakan sebagai sport-hall dan juga sebagai auditorium yang mampu menampung 5000 orang.

Dalam muktamar kali ini, isu liberalisme dan pluralisme masih menjadi agenda yang berujung pada pemilihan Ketua Umum. Kabar tentang akan dijegalnya tokoh-tokoh yang mengusung liberalisme dan pluralisme dari posisi pemilihan Ketua Umum juga sempat terdengar.

Beberapa pengamat menilai Muhammadiyah sedang mengalami kemandekan dan menghadapi hambatan. Mandek untuk maju dan berubah sebagaimana khittah 1912 yang digemborkan oleh KH. Ahmad Dahlan, sang pendiri. Saya sendiri, melihat Muhammadiyah memang mengalami kemandekan. Pemikiran akan pembaruan yang seharusnya menjadi bahan utama sebagai modal Muhammadiyah dalam tatanan negara seolah kabur. Entahlah.

Sebagai penutup, saya kutip tweet dari @assyaukanie tadi siang sebagai berikut: