Indah dan damai. Itulah kesan dari Kepulauan Karimunjawa (Karimunjawa Islands) yang saya kunjungi Jumat hingga Sabtu lalu. Goncangan gelombang dari laut Jawa yang begitu hebat pun rasanya terbalas setelah menikmati keindahan yang disajikan.

Jakarta, 16 Mei 2012. Setelah jam kantor berakhir saya bergegas ke terminal Lebak Bulus. Macetnya Jakarta jam pulang kantor sungguh luar biasa. Alhasil, perjalanan dari kawasan Kuningan ke Lebak Bulus saja memakan waktu hampir dua jam. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya saya bertemu juga dengan Putri. Tiket kami adalah untuk bus AC ekonomi jurusan Semarang. Liburan panjang membuat semua tiket ludes tak tersisa. Belakangan kami tahu bahwa kami kehabisan kursi dan terpaksa duduk di samping sopir. Panas oleh mesin di bawah dan bersandar pun tak bisa. Atas nama backpack, begitu kami menghibur diri.

Semarang, 17 Mei 2012. Macetnya perjalanan dari Jakarta ke Semarang membuat perjalanan kami terlambat dari dugaan. Jika semestinya kami sampai pada pukul 4 pagi, kami baru menjejakkan kaki di Krapyak pukul 8. Setelah bergegas sarapan di sebuah warung di pinggir jalan kami melanjutkan perjalanan ke Jepara menggunakan bus kecil. Tak ada peta. Kami pun tak tahu harus turun di mana nantinya. Pukul 10.00.

Jepara, 17 Mei 2012. Sebelum akhirnya turun dari bus kecil dari Semarang, kami menanyakan perihal lokasi pelabuhan dengan terminal. Untungnya, lokasinya tak jauh dan kenek bus dengan senang hati menunjukkan cara mencapai pelabuhan tersebut: becak. Saat itu sekitar pukul 2 siang dan matahari sungguhlah terik. Sesampainya di pelabuhan, yang jaraknya sekitar 1 km dari tempat kami turun dari bus, suasana sepi. Loket penjualan tiket pun tutup. Express Bahari maupun KMP Muria.

Oleh tukang becak, kami diberitahu bahwa tiket kapal ke Karimunjawa mungkin dapat diperoleh di rumah. Kami pun ke sana dan hal pertama yang terlihat adalah, tiket tanggal 18 dan 19 Mei telah habis. Hal ini diperkuat dengan uraian pegawai kapal akan ramainya pembeli tiket untuk dua hari tersebut. Lemas dan putus asa, ditambah panasnya matahari di pantai Jepara. Entah seperti apa wajah kami siang itu. :(

Kenapa tidak berangkat siang itu juga? Iya, kapal Bahari Express tidak beroperasi pada hari Kamis. Berharap ada yang membatalkan tiketnya, kami meninggalkan nomor handphone kepada penjual tiket agar dapat menghubungi kami esok hari.

Dengan gontai kami berjalan ke komplek Pantai Kartini. Dengan bantuan seorang tukang becak, akhirnya kami mendapatkan penginapan untuk nanti malam. Rencananya adalah: malam ini menginap, besok pagi ke pelabuhan untuk mengadu nasib. Sementara Putri tetap bersemangat, hari itu saya benar-benar putus asa dan hilang harapan. Tapi apa daya.

Setelah mandi dan beres-beres, kami berkeliling di Pantai Kartini ini. Tak banyak yang bisa dinikmati sebenarnya. Karena sebagian besar bentuknya adalah taman. Tak dinyana, ada sebuah pos yang bertuliskan wisata ke Pulau Panjang. Berniat menghibur diri, sore itu kami membeli tiket dan berangkat dengan kapal kecil bersama rombongan lain. Setelah 15 menit di perjalanan, tibalah kami di tujuan. Pulau Panjang.

Well.. Pulau ini ternyata bagus. Tak terlalu bersih, namun cukuplah untuk meredakan kekecewaan kami soal tiket kapal. Toh, masih bisa bermain-main air dan pasir pantai. Ketika akhirnya matahari tenggelam di ufuk barat, kami pun kembali ke Kartini dengan diliputi hati yang cerah. Lumayan. :D

Jepara, 18 Mei 2012. Jadwal keberangkatan kapal adalah pukul 08.00. Namun, sebelum pukul 07.00 kami sudah di pelabuhan. Bersama dengan ratusan orang lainnya dilengkapi ransel dan koper masing-masing kami memenuhi pelabuhan. Tak ada kabar dari penjual tiket tentang pembatalan. Untungnya, beberapa menit sebelum kapal berangkat Putri berhasil mendapatkan dua tiket dari rombongan wisata yang pemiliknya secara kebetulan sakit. Antara bahagia dan tak enak hati. :D

Karimunjawa, 18 Mei 2012. Seharusnya perjalanan memakan waktu 2 jam saja. Namun, karena gelombang perjalanan menjadi lebih lama yaitu 3 jam. Tiba di dermaga Karimunjawa yang pertama kami saksikan adalah gunung. Ternyata ada gunung juga di pulau ini. Melihat ukuran gunungnya, pulau Karimunjawa ini cukup besar juga.

Mengabaikan tawaran losmen dari koordinator rombongan wisata, kami pun menyusuri jalanan berniat mencari home stay untuk menginap. Mau cari yang murah dan bertualang, begitulah alasannya. Jalanan di pulau ini lumayan bagus. Aspal berlapis pasir dengan ornamen bolong-bolong tipis di sana-sini. Suasana sepi-sepi saja. Kendaraan lewat pun bisa dihitung dengan jari. Tapi, sekalinya lewat mereka berkecepatan 60km/jam. :|

Penginapan pun didapat. Dengan biaya Rp. 60,000 semalam kami mendapatkan kamar dengan kamar mandi di dalam, air minum serta gratis membuat teh atau kopi sendiri.

Karena besok harus kembali ke Jepara, maka waktu yang kami punya hanya siang hingga malam nanti saja. Dengan bantuan pemilik home stay kami berhasil mendapatkan kapal untuk berkeliling ke pulau-pulau tetangga. Tentu saja, tak lupa menyewa peralatan untuk snorkel yang mendapatkan bonus diantar sampai ke pelabuhan rakyat menggunakan motor secara gratis. :D

Kapal yang membawa berkeliling ini kecil dan muat paling banyak 10 orang. Ada kapal lain yang lebih bagus sebenarnya, namun tentu saja harganya mahal. Tujuan pertama adalah snorkel di Pulau Menjangan Kecil. Setelah dalam perjalanan selama kurang lebih setengah jam, kami pun tiba di lokasi snorkel. Pasang alat dan.. byurr.. Karena ini adalah pertama kalinya saya snorkel, plus nggak bisa berenang dan arus yang lumayan menyeret, alhasil saya baru bisa menguasai diri dan menikmati snorkel setelah telapak kaki saya sobek karena menginjak batu karang. Maaf.

Tak seindah lautan dalam memang. Fyi, saya adalah fans laut dalam. Namun, snorkel di lokasi ini sungguhlah bagus. Apalagi bisa bermain dengan rombongan ikan-ikan. Oh, my. Kalau bukan karena waktu, saya mungkin betah berjam-jam di sini. Selesai dari Menjangan Kecil, kami melanjutkan perjalanan ke Cemara Kecil.

Ini adalah pulau kecil. Untuk bisa berkeliling membentuk lingkaran paling butuh waktu 1 jam jalan kaki. Tapi.. Indahnya sungguh luar biasa. Pantai dangkal dengan pasir putih di bawahnya adalah pemandangan yang mengagumkan. Tak ada yang bisa dilakukan memang. Tapi jalan-jalan di pulau ini saja sungguh membahagiakan. You have to visit this tiny island!

Sebenarnya kami bermaksud snorkel di pulau Gosong Batu, yang katanya lebih bagus dari Menjangan Kecil. Sayang sungguh sayang arus tak bersahabat. Dengan menelan kecewa, atas saran pemilik kapal kami langsung ke pantai Ujunggelam.

Jika di pulau kecil nan indah Cemara Kecil tak ada orang, lain halnya dengan pantai Ujunggelam ini. Di sini terbilang ramai dan pengunjung dapat menikmati es kelapa muda maupun makanan. Pantai ini kurang lebih sama indahnya dengan di Cemara Kecil, hanya saja lebih ramai karena tempat docking kapal dan peristirahatan. Pantai ini selalu ramai ketika sore hari karena tempat paling pas untuk menanti datangnya sunset.

Karena mau mencari sensasi berbeda kami pun beranjak dari Ujunggelam dengan tujuan pulau Menjangan Besar. Di tempat ini pengunjung dapat snorkel dengan hiu-hiu. Ukuran hiunya tak terlalu besar memang dan sudah jinak. Entah ada yang pernah digigit atau tidak, namun saya sendiri agak malas karena diletakkan dalam kotak dengan dinding batu semacam kolam. Nggak natural menurut saya. :p

Akhirnya, kami justru jalan-jalan menyusuri pulau dan mengabadikan sunset. Jika yang lain dari Ujunggelam, kami mengabadikan sunset dari Menjangan Besar. Well, sayangnya awan lebih menyukai sunset daripada kami sehingga sunset tak seindah yang diharapkan. Dan matahari pun tenggelam. Saatnya pulang.

Waktu makan malam pun tiba. Selesai membersihkan diri kami bergegas menuju lapangan di pusat kota untuk mencari makanan. Di sini, ketika malam datang, akan berjejer banyak penjual makanan. Mulai dari gado-gado, soto hingga ikan bakar. Dengan diterangi dua lampu besar, lapangan sepakbola pun disulap menjadi tempat makanan beralaskan tikar-tikar. Kami pun menikmati ikan Payus bakar dengan ditemani semilir angin dari pantai yang tak jauh dari lapangan.

Karimunjawa, 19 Mei 2012. Setelah mengepak barang-barang, kami pun bersiap menuju dermaga untuk kembali ke Jepara. Pukul 08.00 ketika seharusnya pintu dermaga dibuka, kami justru mendapatkan kabar bahwa kapal tidak dapat berangkat karena gelombang tinggi, 2.5+ meter, sampai batas waktu yang tak ditentukan. Dapat saya bayangkan tingginya ombak sama dengan tinggi kapal. Semua penumpang pun kecewa dan hanya bisa ngopi atau ngemil sambil gelisah. Tak terkecuali saya. Sebagian lainnya kembali ke hotel dan menunggu pengumuman selanjutnya.

Setelah terdengar rumor bahwa kapal tak jadi berangkat, pukul 11.30 coast guard Karimunjawa dan kapten Cip memberitahukan bahwa kapal berangkat setengah jam lagi. Ah, akhirnya kami bisa pulang jua. Alhamdulillah.

Jepara, 19 Mei 2012. Karena kuatir pusing, kami memilih duduk di dek atas saat di kapal. Tak beruntungnya, gelombang masih cukup tinggi sehingga sepanjang dari Karimunjawa ke Jepara kami sukses diguyur oleh air laut. Kapal kami hujan lokal untuk penumpang di dek atas. Ketika kami turun, terpaksa harus mencari tempat berbilas dan berganti baju lagi.

Toh, penderitaan akibat gelombang laut Jawa ini tak seberapa dengan kebahagiaan kami bisa mengunjungi Karimunjawa.

How to get there:

Tips:

To do:

To visit:

Info:

More photos can be found in my Flickr’s set and Putri’s.

PS: Selain kualitas kamera kami yang hanya menggunakan Nexus S (4G) dan Sony Ericsson J201, ada banyak keindahan yang tak terekam oleh kamera kami. Kunjungilah sendiri. :)